HAKEKAT DAN KARAKTERISTIK ISLAM
A. HAKEKAT
AGAMA ISLAM
Islam adalah agama samawi penutup yang diturunkan Tuhan
ke dunia melalui seorang rasul, Muhammad SAW. Misi utama adalah mengantarkan
manusia menuju pada kehidupan yang damai, harmonis, aman, tentram, sejahtera,
dan bahagia. Tidak hanya di dunia ini, namun juga pada kehidupan di akhirat
kelak. Hal ini adalah sesuai dengan nama Islam itu sendiri yang berarti
perdamaian, keselamatan.
Oleh karena itu, sebelum kita membicarakan hakekat dan
karakteristik agama Islam secara menyeluruh, terlebih dahulu akan dibicarakan
mengenai pengertian Islam itu sendiri. Ada beberapa contoh pengertian Islam
yang dapat diajukan di sini. Kata Islam, salam, salm, silm, berasal dari
kata yang sama, yaitu s – l – m ( س- ل – م ) namun memiliki konotasi makna yang berbeda. Kata Islam
(إسلام) memiliki makna “perdamaian.” Ungkapan ini bisa dilihat pada
QS. Annisa’: 90-91 dan “menyerah diri” sebagai mana terdapat dalam QS Annahl:
28-87 dan QS Azzumar: 28 kata salm (سلم) mempunyai makna “perdamaian.” Ungkapan ini bisa disaksikan
pada QS. Al-Anfal: 61 dan QS. Muhammad:35. Begitu juga kata silm (سلم) mempunyai makna “masuk agama Islam.” Ungkapan ini bisa dilihat
pada QS Al- Baqarah: 208. Sedangkan kata salam (سلام) memiliki makna “ucapan salam.” Penjelasan ini dapat diketahui
pada QS. Annisa’: 94 , Al-An’am: 54, dan Al-A’raf: 46. Semua makna yang
diajukan diatas adalah pengertian Islam menurut bahasa (etimologi).
Secara terminologis makna Islam secara global
adalah agama yang diturunkan Allah SWT, yang mengajarkan dan mengatur hubungan
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam
sekitarnya, yang meliputi pokok-pokok kepercayaan dan aturan-aturan hukum yang
dibawa melalui utusan yang terakhir, nabi Muhammad SAW, dan berlaku kepada
seluruh umat manusia. Ada juga yang memberikan pengertian, bahwa Islam adalah
agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW yang berupa apa saja yang diturunkan Allah
di dalam al-Qur’an dan yang tersebut di dalam al-Sunnah yang shahih, berupa
perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia
di dunia dan di akhirat.
Dalam kaitan ini, Al-Jurjani mengatakan bahwa Islam
adalah al-khudlu’ wa al-inqiyadl lima akhbara bihi al-rasul shallAllahu
‘alaihi wa sallam. Yaitu tunduk dan patuh pada apa yang disampaikan
Muhammad SAW. Dengan ketundukan dan kepatuhan itu, sebagaimana yang telah
disinggung di atas, akan terwujudlah perdamaian dan kesejahteraan, baik di
dunia maupun di akhirat. Tunduk dan
patuh terhadap apaun yang disampaikan nabi Muhammad SAW berarti tunduk dan
patuh kepada Allah. Karena Muhammad adalah pengemban dan penyampai misi Allah
itu sendiri, yang terformulasikan ke dalam al-Qur’an dan Assunnah. Di mana di
dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan agama. Oleh sebab itu,
Harun Nasution ikut memberikan komentar bahwa Islam adalah ajaran-ajaran yang
diwahyukan Tuhan kepada manusia dengan melalui Rasulullah SAW.
Dengan demikian, keaktifan dan keterarahan hidup manusia
adalah cermin dari kehidupan muslim sejati. Karena pada dasarnya muslim sejati
adalah muslim yang selalu tunduk dan patuh kapada aturan-aturan Tuhan. Jadi,
ketundukan di sini adalah ketundukan dan
kepatuhan yang sebenar-benarnya, karena didorong dan digerakkan oleh kesadaran
batin yang terisi iman kepada Allah SWT.
Al-Maturidi berpendapat sebagai berikut: “makna Islam
adalah memurnikan diri dalam taat kepada Allah SWT saja dan tidak
mempersekutukannya, baik itu di dalam urusan ubudiyah maupun di dalam urusan
ibadah.” Karena itu, Islam pada hakekatnya adalah membawa ajaran-ajaran yang
bukan hanya mengenai satu segi semata, namun juga menyangkut berbagai macam
segi kehidupan manusia yang semuanya didasarkan kepada al-Qur’an dan Assunnah.
Dengan demikian hakekat dan watak agama Islam adalah
sangat berbeda dengan agama lain, seperti nasrani, budha, hindu, dan yahudi.
Perbedaan yang paling utama terletak pada persoalan sumber dan kedudukan
al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dan ini
berpengaruh pada perumusan mengenai hakekat, watak dan karakteristik kebenaran
yang dimiliki Islam.
Dari kesemua penjelasan di atas, akhirnya dapat ditarik
satu pemahaman bahwa Islam itu berlainan dengan apa yang umumnya diketahui. Islam
bukan hanya mempunyai satu atau dua aspek saja, namun memiliki berbagai aspek,
antara lain, yaitu: aspek teologi, ibadah, moral, filsafat, sejarah,
kebudayaan, dan lain sebagainya, yang kesemuanya berlaku dalam tatanan
kehidupan manusia pada umumnya, dan khususnya bagi pemeluk agama Islam.
B. Karakteristik
Agama Islam
Kita sebagai ummat Islam, tentunya sudah sangat lama
mengenal Islam. Islam yang kita kenal selama ini adalah Islam dalam pengertian
sistem dogma, doktrin dan ajaran-ajaran, bukan Islam dalam kerangka gerakan
pemikiran. Dalam kontek terakhir inilah yang sampai saat ini masih menjadi
perbincangan di kalangan para pemikir Islam. Kita semua tahu, bahwa
karakteristik Islam sangat berbeda dengan karakteristik agama-agama lain. Hal
ini barangkali disebabkan oleh background sosio –historis dan konsep dasar teologinya.
Islam sudah barang tentu mendasarkan pada al-Qur’an dan Assunnah.
Dalam kontek gerakan pemikiran, sebagaimana yang dikutip
abuddin nata, bahwa Islam telah menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda,
tergantung pada para tokoh yang mengembangkan ide pemikirannya. Kita misalnya
mengenal Islam dalam potret yang ditampilkan Muhammad iqbal dengan nuansa
filosofis dan sufistiknya, Islam yang di tampilkan Fazlur Rahman yang bernuansa
historis dan filosofis. Demikian pula Islam yang ditampilkan oleh pemikir-pemikir
iran, seperti Ali Syari’ati, Sayyed Husain Nasr, Murtadha Mutahhari dan
lain-lain. Para pemikir Islam iran ini terkesan banayak menguasai pemikiran
filsafat modern serta ilmu-ilmu social yang berasal dari barat. Mereka telah
menunjukkan sisi kelemahan dari berbagai pemikiran filsafat modern dan ilmu
sosial dari barat, melalui kritiknya yang akurat serta solusi yang
ditawarkannya dari Islam yang dibangun dari pendekatan filosofis sufistik
Kemudian di Indonesia kita juga mengenal banyak
pemikiran Islam dari Harun Nasution misalnya, yang banyak menggunakan
pendekatan filosofis dan historis sebagai acuannya, melalui bukunya yang
berjudul Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Di samping itu juga
muncul HM. Rasyidi, yang menampilkan pemikiran Islamnya dengan mengkritik Harun
Nasution, dia menilai bahwa harun kurang menunjukkan Islam sebagai yang
dikehendaki al-Qur’an dan Assunnah.
Di samping itu, kita juga telah mengenal potret Islam
seperti yang telah ditampilkan oleh para pemikir. Seperti Islam dalam versi A.
Mukti Ali, Endang, saefudin anshari, johan effendi, muslim Abdurrahman, masdar
farid mas’udi, amin rais, dan masih banyak lagi.
Kenyataan tersebut memperlihatkan adanya dinamika
internal dari kalangan umat Islam untuk menerjemahkan Islam dalam upaya
meresponi berbagai masalah umat yang mendesak. Titik tolak dan tujuan mereka
adalah sama, yaitu ingin menunjukkan kontribusi Islam sebagai salah satu
alternatif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat. Selain itu,
kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Islam merupakan sebuah agama yang dapat
dilihat dari sisi mana saja, dan setiap sisinya itu akan senantiasa memancarkan
cahaya yang terang.
Munculnya potret-potret Islam yang ditampilkan para
tokoh adalah merupakan kekayaan yang berharga dari khasanah pemikiran yang
dimiliki Islam. Keadaan yang demikian, pada dasarnya menunjukkan bahwa Islam
adalah agama yang interpretative, akomodatif, dinamis, dan menjunjung tinggi
nilai-nilai universalitas. Oleh karena itu, Islam yang ditampilkan para tokoh bukanlah
untuk dipertentangkan dan diperbedakan, atau diperdebatkan, namun dicarikan
titik-titik kesamaannya, untuk dibawa dan ditawarkan kepada umat dalam rangka
membantu memecahkan segala persoalan yang dihadapinya.
Dari berbagai pemikiran Islam yang ditawarkan oleh
tokohnya, dapat diketahui bahwa Islam telah memiliki karakteristik yang khas,
yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain. Secara global dapat dirinci bahwa
karakteristik Islam dapat diketahui sebagai berikut:
1. Agama
Islam merupakan agama samawi. Artinya agama Islam itu adalah agama yang datang
dari Tuhan, bukan agama ciptaan manusia.
2. Mempunyai
nabi dan rasul
3. Ajarannya
mendorong kepada pemeluknya untuk menciptakan keserikatan bersama baik yang
menyangkut harta benda, tolong-menolong, berbuat adil, dan sebagainya. Di sini
ada unsur sosial yang tinggi.
4. Visi
keagamaannya bersifat toleran, pema’af, tidak memaksakan, dan saling
menghargai, karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan
yaitu pengabdian kepada Tuhan.
5. Semua
ajaran dimotivasikan hanya untuk beribadah kepada Tuhan
6. Mengandung
konsep akidah yang di dalamnya ada unsure keimanan yang harus diwujudkan tidak
hanya dengan kata-kata, namun juga dengan amal perbuatan.
7. Islam
tidak menentang adanya perkembangan ilmu
pengetahuan, bahkan sebaliknya, selalu mendorong untuk mengembangkan ilmu
pengetahuan.
8. Islam
selalu akan menekankan akan pentingnya ekonomi dalam menjamin keberlangsungan
hidup manusia.
9. Islam
juga menekankan akan pentingnya kesehatan, baik kesehatan lahir maupun batin.
Oleh karena itu, sebagaimana yang telah kita ketahui,
bahwa sebenarnya dalam Islam terdapat dua kelompok ajaran, dan inilah
sebenarnya karakteristik dasar agama Islam yang perlu diperhatikan, yaitu:
1. Ajaran
dasar sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an dan hasits
mutawatir (kebenaran keduanya bersifat absolute dan mutlak benar)
2. Ajaran
bukan dasar yang timbul sebagai penjelas bagi ajaran
dasar di atas (karena dihasilkan oleh manusia yang tidak ma’shum, ajaran
ini bersifat relatif dan kebenarannya tidak absolute). Inilah watak dan hakekat
serta karakteristik Islam yang perlu mendapat perhatian.