Rabu, 18 Juni 2014

ISLAM SESUNGGUHNYA



HAKEKAT DAN KARAKTERISTIK ISLAM
A.   HAKEKAT AGAMA ISLAM
Islam adalah agama samawi penutup yang diturunkan Tuhan ke dunia melalui seorang rasul, Muhammad SAW. Misi utama adalah mengantarkan manusia menuju pada kehidupan yang damai, harmonis, aman, tentram, sejahtera, dan bahagia. Tidak hanya di dunia ini, namun juga pada kehidupan di akhirat kelak. Hal ini adalah sesuai dengan nama Islam itu sendiri yang berarti perdamaian, keselamatan.
Oleh karena itu, sebelum kita membicarakan hakekat dan karakteristik agama Islam secara menyeluruh, terlebih dahulu akan dibicarakan mengenai pengertian Islam itu sendiri. Ada beberapa contoh pengertian Islam yang dapat diajukan di sini. Kata Islam, salam, salm, silm, berasal dari kata yang sama, yaitu s – l – m ( س- ل – م ) namun memiliki konotasi makna yang berbeda. Kata Islam (إسلام) memiliki makna “perdamaian.” Ungkapan ini bisa dilihat pada QS. Annisa’: 90-91 dan “menyerah diri” sebagai mana terdapat dalam QS Annahl: 28-87 dan QS Azzumar: 28 kata salm (سلم) mempunyai makna “perdamaian.” Ungkapan ini bisa disaksikan pada QS. Al-Anfal: 61 dan QS. Muhammad:35. Begitu juga kata silm (سلم) mempunyai makna “masuk agama Islam.” Ungkapan ini bisa dilihat pada QS Al- Baqarah: 208. Sedangkan kata salam (سلام) memiliki makna “ucapan salam.” Penjelasan ini dapat diketahui pada QS. Annisa’: 94 , Al-An’am: 54, dan Al-A’raf: 46. Semua makna yang diajukan diatas adalah pengertian Islam menurut bahasa (etimologi).
Secara terminologis makna Islam secara global adalah agama yang diturunkan Allah SWT, yang mengajarkan dan mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan manusia dengan alam sekitarnya, yang meliputi pokok-pokok kepercayaan dan aturan-aturan hukum yang dibawa melalui utusan yang terakhir, nabi Muhammad SAW, dan berlaku kepada seluruh umat manusia. Ada juga yang memberikan pengertian, bahwa Islam adalah agama yang dibawa oleh nabi Muhammad SAW yang berupa apa saja yang diturunkan Allah di dalam al-Qur’an dan yang tersebut di dalam al-Sunnah yang shahih, berupa perintah-perintah dan larangan-larangan serta petunjuk untuk kebaikan manusia di dunia dan di akhirat.
Dalam kaitan ini, Al-Jurjani mengatakan bahwa Islam adalah al-khudlu’ wa al-inqiyadl lima akhbara bihi al-rasul shallAllahu ‘alaihi wa sallam. Yaitu tunduk dan patuh pada apa yang disampaikan Muhammad SAW. Dengan ketundukan dan kepatuhan itu, sebagaimana yang telah disinggung di atas, akan terwujudlah perdamaian dan kesejahteraan, baik di dunia maupun di akhirat.  Tunduk dan patuh terhadap apaun yang disampaikan nabi Muhammad SAW berarti tunduk dan patuh kepada Allah. Karena Muhammad adalah pengemban dan penyampai misi Allah itu sendiri, yang terformulasikan ke dalam al-Qur’an dan Assunnah. Di mana di dalamnya terdapat petunjuk-petunjuk dan aturan-aturan agama. Oleh sebab itu, Harun Nasution ikut memberikan komentar bahwa Islam adalah ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia dengan melalui Rasulullah SAW.
Dengan demikian, keaktifan dan keterarahan hidup manusia adalah cermin dari kehidupan muslim sejati. Karena pada dasarnya muslim sejati adalah muslim yang selalu tunduk dan patuh kapada aturan-aturan Tuhan. Jadi, ketundukan di sini adalah ketundukan  dan kepatuhan yang sebenar-benarnya, karena didorong dan digerakkan oleh kesadaran batin yang terisi iman kepada Allah SWT.
Al-Maturidi berpendapat sebagai berikut: “makna Islam adalah memurnikan diri dalam taat kepada Allah SWT saja dan tidak mempersekutukannya, baik itu di dalam urusan ubudiyah maupun di dalam urusan ibadah.” Karena itu, Islam pada hakekatnya adalah membawa ajaran-ajaran yang bukan hanya mengenai satu segi semata, namun juga menyangkut berbagai macam segi kehidupan manusia yang semuanya didasarkan kepada al-Qur’an  dan Assunnah.
Dengan demikian hakekat dan watak agama Islam adalah sangat berbeda dengan agama lain, seperti nasrani, budha, hindu, dan yahudi. Perbedaan yang paling utama terletak pada persoalan sumber dan kedudukan al-Qur’an sebagai wahyu Allah yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW, dan ini berpengaruh pada perumusan mengenai hakekat, watak dan karakteristik kebenaran yang dimiliki Islam.
Dari kesemua penjelasan di atas, akhirnya dapat ditarik satu pemahaman bahwa Islam itu berlainan dengan apa yang umumnya diketahui. Islam bukan hanya mempunyai satu atau dua aspek saja, namun memiliki berbagai aspek, antara lain, yaitu: aspek teologi, ibadah, moral, filsafat, sejarah, kebudayaan, dan lain sebagainya, yang kesemuanya berlaku dalam tatanan kehidupan manusia pada umumnya, dan khususnya bagi pemeluk agama Islam.
B.    Karakteristik Agama Islam
Kita sebagai ummat Islam, tentunya sudah sangat lama mengenal Islam. Islam yang kita kenal selama ini adalah Islam dalam pengertian sistem dogma, doktrin dan ajaran-ajaran, bukan Islam dalam kerangka gerakan pemikiran. Dalam kontek terakhir inilah yang sampai saat ini masih menjadi perbincangan di kalangan para pemikir Islam. Kita semua tahu, bahwa karakteristik Islam sangat berbeda dengan karakteristik agama-agama lain. Hal ini barangkali disebabkan oleh background sosio –historis dan konsep dasar teologinya. Islam sudah barang tentu mendasarkan pada al-Qur’an dan Assunnah.
Dalam kontek gerakan pemikiran, sebagaimana yang dikutip abuddin nata, bahwa Islam telah menunjukkan karakteristik yang berbeda-beda, tergantung pada para tokoh yang mengembangkan ide pemikirannya. Kita misalnya mengenal Islam dalam potret yang ditampilkan Muhammad iqbal dengan nuansa filosofis dan sufistiknya, Islam yang di tampilkan Fazlur Rahman yang bernuansa historis dan filosofis. Demikian pula Islam yang ditampilkan oleh pemikir-pemikir iran, seperti Ali Syari’ati, Sayyed Husain Nasr, Murtadha Mutahhari dan lain-lain. Para pemikir Islam iran ini terkesan banayak menguasai pemikiran filsafat modern serta ilmu-ilmu social yang berasal dari barat. Mereka telah menunjukkan sisi kelemahan dari berbagai pemikiran filsafat modern dan ilmu sosial dari barat, melalui kritiknya yang akurat serta solusi yang ditawarkannya dari Islam yang dibangun dari pendekatan filosofis sufistik
Kemudian di Indonesia kita juga mengenal banyak pemikiran Islam dari Harun Nasution misalnya, yang banyak menggunakan pendekatan filosofis dan historis sebagai acuannya, melalui bukunya yang berjudul Islam Ditinjau dari Berbagai Aspeknya. Di samping itu juga muncul HM. Rasyidi, yang menampilkan pemikiran Islamnya dengan mengkritik Harun Nasution, dia menilai bahwa harun kurang menunjukkan Islam sebagai yang dikehendaki al-Qur’an dan Assunnah.
Di samping itu, kita juga telah mengenal potret Islam seperti yang telah ditampilkan oleh para pemikir. Seperti Islam dalam versi A. Mukti Ali, Endang, saefudin anshari, johan effendi, muslim Abdurrahman, masdar farid mas’udi, amin rais, dan masih banyak lagi.
Kenyataan tersebut memperlihatkan adanya dinamika internal dari kalangan umat Islam untuk menerjemahkan Islam dalam upaya meresponi berbagai masalah umat yang mendesak. Titik tolak dan tujuan mereka adalah sama, yaitu ingin menunjukkan kontribusi Islam sebagai salah satu alternatif dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi umat. Selain itu, kenyataan tersebut menunjukkan bahwa Islam merupakan sebuah agama yang dapat dilihat dari sisi mana saja, dan setiap sisinya itu akan senantiasa memancarkan cahaya yang terang.
Munculnya potret-potret Islam yang ditampilkan para tokoh adalah merupakan kekayaan yang berharga dari khasanah pemikiran yang dimiliki Islam. Keadaan yang demikian, pada dasarnya menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang interpretative, akomodatif, dinamis, dan menjunjung tinggi nilai-nilai universalitas. Oleh karena itu, Islam yang ditampilkan para tokoh bukanlah untuk dipertentangkan dan diperbedakan, atau diperdebatkan, namun dicarikan titik-titik kesamaannya, untuk dibawa dan ditawarkan kepada umat dalam rangka membantu memecahkan segala persoalan yang dihadapinya.
Dari berbagai pemikiran Islam yang ditawarkan oleh tokohnya, dapat diketahui bahwa Islam telah memiliki karakteristik yang khas, yang tidak dimiliki oleh agama-agama lain. Secara global dapat dirinci bahwa karakteristik Islam dapat diketahui sebagai berikut:
1.    Agama Islam merupakan agama samawi. Artinya agama Islam itu adalah agama yang datang dari Tuhan, bukan agama ciptaan manusia.
2.    Mempunyai nabi dan rasul
3.    Ajarannya mendorong kepada pemeluknya untuk menciptakan keserikatan bersama baik yang menyangkut harta benda, tolong-menolong, berbuat adil, dan sebagainya. Di sini ada unsur sosial yang tinggi.
4.    Visi keagamaannya bersifat toleran, pema’af, tidak memaksakan, dan saling menghargai, karena dalam pluralitas agama tersebut terdapat unsur kesamaan yaitu pengabdian kepada Tuhan.
5.    Semua ajaran dimotivasikan hanya untuk beribadah kepada Tuhan
6.    Mengandung konsep akidah yang di dalamnya ada unsure keimanan yang harus diwujudkan tidak hanya dengan kata-kata, namun juga dengan amal perbuatan.
7.    Islam tidak menentang  adanya perkembangan ilmu pengetahuan, bahkan sebaliknya, selalu mendorong untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.
8.    Islam selalu akan menekankan akan pentingnya ekonomi dalam menjamin keberlangsungan hidup manusia.
9.    Islam juga menekankan akan pentingnya kesehatan, baik kesehatan lahir maupun batin.
Oleh karena itu, sebagaimana yang telah kita ketahui, bahwa sebenarnya dalam Islam terdapat dua kelompok ajaran, dan inilah sebenarnya karakteristik dasar agama Islam yang perlu diperhatikan, yaitu:
1.    Ajaran dasar sebagaimana terdapat dalam al-Qur’an dan hasits mutawatir (kebenaran keduanya bersifat absolute dan mutlak benar)
2.    Ajaran bukan dasar yang timbul sebagai penjelas bagi ajaran dasar di atas (karena dihasilkan oleh manusia yang tidak ma’shum, ajaran ini bersifat relatif dan kebenarannya tidak absolute). Inilah watak dan hakekat serta karakteristik Islam yang perlu mendapat perhatian.